videoini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah parenting, yg diampu oleh dosen Bu Nuraini M.pd. mohon maaf apabila ada kesalahan dalam vide Tapimengingatkan "Adz-Dzikra" itu selalu bermanfaat bagi yang punya iman (lil-mikminin) maka saya angkat kembali. Maklum kebohongan yang paling berbahaya adalah ketika sudah terjadi kebohongan pada diri sendiri. Kita sepenuhnya sadar jika sekeliling hidup manusia itu, selain banyak menipu dan sangat keras (hard), juga terkadang kejam (harsh). LindungiDiri dari Ancaman pada Platform Online Gaming. Seorang pria memainkan game Honor of Kings di ponselnya di kawasan perbelanjaan dan perumahan Sanlitun, di Beijing, Cina, 25 Agustus 2021 (diterbitkan 26 Agustus 2021). Game online di China sangat populer di kalangan anak muda dan anak-anak, dengan banyak orang yang kecanduan game. UstadzFatih Karim dan Kepentingannya dalam Belajar Islam. Khalilullah-13/09/2021. Bagi Istri, Ridho Allah Itu Ada Pada Ridho Suami. Ahmad Khalwani-27/11 Yakni tentang jodoh, dan hijrah memantaskan diri. Belajar dari Felix, segmentasi pasar dari konten yang ingin dikampanyekan itu sangat penting. Di belahan dunia media sosial yang lain Vay Nhanh Fast Money. Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 6 Mac 2020 / 11 Rejab 1441H Sifat Mazmumah Ananiah - Mementingkan diri sendiri Sidang Jumaat yang dikasihi Allah, Marilah kita bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar ketakwaan. Takwa yang memelihara akhlak dan peribadi kita dari sifat-sifat yang buruk lagi keji. Takwa yang mendekatkan kita kepada Allah serta memperbaiki hubungan kita sesama insan sehingga berjaya di dunia dan akhirat. Amin. Saudaraku, Sifat mazmumah bermaksud sifat-sifat buruk dan keji yang tidak seharusnya ada pada diri seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Rasulullah telah diutuskan oleh Allah untuk memperbaiki akhlak serta keperibadian manusia. Rasulullah mempunyai budi perkerti yang sangat mulia sepertimana yang terakam dalam firman Allah Yang bermaksud “Demi sesungguhnya, bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, bagi orang yang sentiasa mengharapkan keredaan Allah dan hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah sebanyaknya.” Surah Al-Ahzab, ayat 21. Ayat ini bukan sahaja memuji ketinggian akhlak serta keperibadian Rasulullah bahkan Allah juga memerintahkan orang-orang yang beriman agar mencontohi serta menuruti jejak langkah Baginda Kaum Muslimin yang dirahmati Allah, Di antara sifat mazmumah yang perlu kita jauhi adalah sifat ananiah. Ia mengakibatkan seseorang untuk hanya memikirkan kepentingan serta kemaslahatan dirinya sendiri sahaja tanpa mempedulikan orang lain. Ia juga boleh membawa maksud seseorang yang taksub dengan pendirian serta pandangannya sendiri tanpa mengambil kira pandangan orang lain. Sikap ananiah ini amat berbahaya bagi umat manusia secara umumnya. Lebih-lebih lagi dengan meningkatnya kebergantungan hidup di antara kita di dunia hari ini. Oleh kerana ikatan ekonomi, sosial bahkan kesihatan yang menjalinkan manusia sejagat hari ini. Setiap langkah yang kita ambil itu pasti memberi kesan kepada kehidupan orang lain. Lihat sahaja bagaimana wabak ini merebak di sebahagian rantau kerana sikap seseorang yang enggan mengambil langkah berjaga-jaga. Sikapnya menolak permintaan petugas kesihatan untuk membuat pemeriksaan ke atasnya telah mengakibatkan penularan wabak yang amat meluas kepada orang di sekelilingnya. Inilah sifat mementingkan diri, serta pandangan sendiri sehingga tidak mengambil kira kesannya terhadap orang lain. Para Jemaah yang dikasihi, Bagi menangani sifat ananiah ini, kita harus berusaha untuk memupuk sikap ithar’ di dalam diri. Ithar bermaksud sikap mengutamakan keperluan orang melebihi dirinya sendiri. Dalam erti kata lain, seseorang yang berjiwa pemurah yang sentiasa menginginkan kebaikan bagi orang lain. Rasulullah bersabda yang bermaksud “Barangsiapa yang ingin diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga, maka hendaklah dia mati dalam keadaan dia beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Dia juga memperlakukan manusia sepertimana dia suka manusia melayaninya.” Hadis riwayat Imam Muslim. Inilah sikap yang perlu dimiliki setiap Muslim. Lebih-lebih lagi di dalam keadaan yang tidak menentu seperti sekarang ini. Sebagai contoh, ketika berbelanja, jangan kita biarkan sikap ingin memenuhi kepentingan diri sendiri secara melampau, mereka yang lebih memerlukan sesuatu barangan itu dinafikan. Mudah-mudahan berkat kita membangun sifat ithar dan menjauhi sifat ananiah ini, Allah akan memelihara kita, keluarga dan negara daripada sebarang bahaya, ancaman dan anasir keburukan di dunia dan akhirat. Semoga Allah menghapuskan sifat mazmumah di dalam diri kita dan menggantikannya dengan sifat-sifat yang mulia yang membawa kebaikan buat semua. WAHAI Muslimah, pernahkah kamu mendengar istilah memantaskan diri agar jodoh mendekat? memantaskan diri agar mendapat jodoh terbaik? Sebetulnya tidak ada yang salah untuk memantaskan diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Allah SWT berfirman, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.” QS An Nur 26 BACA JUGA Berbahagialah Orang yang Berniat Melunasi Utangnya Luruskan niat memantaskan dirimu agar proses nya tak sia-sia di hadapan Allah SWT. Coba kamu perhatikan ikhtiar yang kamu lakukan dalam proses memantaskan diri apakah sesuatu yang ingin kamu capai demi penilaian manusia. Jika demikian maka bersiaplah untuk kecewa. Jika kamu memantaskan diri dengan tujuan mendapat penilaian atau pujian dari manusia, berhati-hatilah kamu menjadi orang yang “tidak pantas” untuk seseorang dengan apa adanya dirimu. Hal itu dikarenakan kamu menjadi seseorang yang disibukkan untuk mencapai standar orang lain. Simpelnya, kamu memantaskan diri untuk orang lain, dengan menuntut lebih atas dirimu. Melakukan banyak perubahan hanya demi mendapatkan penilaian orang lain. Mengabaikan potensi yang sesungguhnya ada pada dirimu demi mendapatkan cinta dari manusia, menjadi sosok manusia yang bukan dirimu. Sungguh akan melelahkan ketika kamu beruaha menggapai penghargaan dari orang lain, sedangkan kamu belum menghargai dan mencintai dirimu sendiri. Ketahuilah wahai saudariku, ketika kamu mencintai dirimu sendiri, kamupun akan mudah dicintai orang lain. Fokus saja terhadap kualitas diri yang akan kamu persembahkan untuk Allah. Jodoh itu sesuai cerminan diri, takperlu repot berpura-pura semuanya tampak sempurna. Terlebih jika berharapa pujian dari orang lain, berharap realita sesuai dengan keinginanmu. Hingga niatmu memantaskan diri hanya sebatas untuk manusia. Percayalah kebaikan itu hadir dari hati, ketulusan akan menyebar pada sekelilingmu. Fokuslah pada apa yang layak kamu berikan pada Allah SWT. Meningkatkan kualitas ibadah, mengembangkan potensi diri, mendewasakan mental, memperkaya wawasan, dan memberikan kontribusi terbaik dalam berkarya, adalah banyak hal dari proses memantaskan diri yang wajib kamu bangun. BACA JUGABolehkah Muslimah pakai Make Up? Niatkan dan persembahkan segalanya karena Allah semata, sebagai penunaian tugas sebagai hambaNya yang berkewajiban menanamkan manfaat terhadap diri sendiri maupun terhadap sekitarmu. Pantaskan diri untuk Allah, bukan untuk jodoh. Cukuplah hadirkan keyakinan padaNya, bahwa jodoh yang kelak Allah hadirkan, akan sebanding dengan kualitas dirimu. Insyaa Allah. [] Jum'at, 27 Zulqaidah 1444 H / 8 Maret 2019 2353 wib views Oleh Widya* Bulan Maret, bulan yang identik dengan wanita. Kenapa? Karena pada bulan ini diperingati Women International Day, yakni pada tanggal 8 Maret. Wanita, adalah makhluk Tuhan yang mulia. Mereka memiliki peran yang tidak akan tergantikan oleh pria hebat sekalipun. Islam sangat memuliakan wanita, ketika ia bersama orangtua dan menjadi anak yang sholeha, ia menjadi jalan pembuka surga bagi orangtuanya. Ketika menikah dan menjadi istri, ia pun berperan menentukan surga neraka suaminya. Ketika menjadi ibu, ada yang mengatakan surga di bawah telapak kakinya. Penghargaan terhadap peran ini diberikan oleh Rasulullah SAW yang menempatkan sikap bakti anak lebih utama terhadap ibu daripada ayah. “Seseorang pernah datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, 'siapa yang lebih diutamakan untuk menerima perbuatan baikku?', Nabi menjawab, 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Bapakmu'" HR Mutafaq alaih. Peran seorang ibu sangatlah agung. Ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya dengan kepayahan. Peran penting lainnya ialah ibu sebagai pencetak generasi masa depan, dari rahimnya kelak melahirkan generasi masa depan cemerlang dan gemilang untuk dapat memberikan peran terbaik bagi peradaban. Ibu pula yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu pula lah yang memiliki peran untuk mengelola rumah tangga suaminya. Rasulullah bersabda, “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya” ...Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Perempuan yang menyadari aktivitas ini, akan memantaskan diri untuk menjadi seorang ibu yang hebat. Karena di pundaknyalah tanggung jawab sebagai pilar peradaban. Sebagaimana kita ketahui pilar adalah sandaran. Ibu tempat bersandar suami dan anak-anaknya. Maka, para ibu haruslah kuat baik secara fisik maupun psikis. Bagaimana para ibu memantaskan diri menjadi pilar peradaban? Berikut beberapa cara yang bisa dicoba 1. Berusaha menjadi Muslimah yang berkepribadian tangguh. Maka, agar mendapatkan ketangguhan tersebut sekalipun telah menjadi ibu, ia tidak akan meninggalkan aktifitas tholabul ilmi’ dalam rangka terus meng-upgrade diri untuk menjadi pribadi yang benar di hadapan Allah. 2. Menjadi muslimah yang bertaqwa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Hujurat 13, yang artinya, "Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.” Para ibu akan menyadari betul bahwa penilaian Allah di atas segalanya. Ia akan berusaha maksimal melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Berupaya lebih kuat untuk mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah dalam kehidupannya. 3. Menguasai ilmu pengasuhan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Karena sesungguhnya manusia terbaik adalah Rasul Muhammad yang terbukti telah sukses dalam mendidik keluarganya. 4. Menjadi ibu yang senantiasa ber-amar ma’ruf nahi munkar. Seorang ibu yang memiliki visi bagaimana menjadi pilar peradaban tidak akan bersikap egois. Dia tidak hanya berpikir bahwa hanya diri dan keluarganya saja yang terdidik dengan benar menurut Allah, tapi ia juga akan berupaya untuk mendidik masyarakat. Ia sadar bahwa lingkungan di sekitarnya juga berpengaruh pada pendidikan anak-anaknya, maka ia pun peduli untuk menjadikan lingkungan di sekitarnya menjadi lingkungan yang baik. Ibu yang peduli terhadap masa depan generasi, maka ia pun akan berkiprah sesuai dengan keahliannya dalam membangun peradaban. Peran wanita, peran ibu sebagai pilar peradaban sejatinya merupakan kerja besar dan berat. Maka, hendaklah kita senantiasa melibatkan Allah dalam menjalani perannya. Allah Swt berfirman, “..Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar.” QS. Ali `Imran [3] 173. Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Tak cukupkah tinta hitam sejarah menggambarkan kecacatan selain Islam dalam memandang wanita dan memperlakukannya? Sudah saatnya kita kembali pada fitrah kita, fitrah iman dan islam yang hakiki. Memeluk islam secara kaffah, menerapkannya dalam sendi-sendi kehidupan kita. Wallahu alam. rf/ Penulis adalah founder Komunitas Muslimah Menjahit dan Storytellingclub. Ilustrasi Google Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk. ALLAH SWT tahu sudah sesungguh apa kamu memantaskan diri. Karenanya Dia tahu sudah layakkah kamu disandingkan dengan seorang yang layak membersamai. Mungkin kamu merasa sudah melakukan yang terbaik agar Allah SWT layak memberimu pasangan sejati. Namun bisa jadi dimata Allah SWT, upayamu belum maksimal dan kamu harus berupaya lebih keras lagi. BACA JUGA Pilih-pilih Jodoh Karenanya jangan merasa cepat puas meski kamu sudah belajar pranikah. Mungkin ada amal sholeh yang harus lebih banyak kamu kerjakan agar kamu ada dititik layak mendapatkan jodoh pilihan-Nya. Atau bisa jadi ada sikap yang harus kamu perbaiki kepada orangtuamu. Atau mungkin lingkungan tempatmu bergaul terlalu sempit dan kamu harus memperbanyak silaturahim. Apapun itu yang pasti adalah teruslah mengevaluasi diri. Cobalah tanya pada dirimu sendiri, apa yang membuatmu belum juga menikah dan menemukan pasangan yang sah? Teruslah berikhtiar dan barengi dengan kesabaran serta keikhlasan. Semoga dengan begitu Allah berikan pasangan terbaik yang dapat memberimu kebahagiaan. []

memantaskan diri dalam islam